MENIKMATI KEINDAHAN WISATA LAMPERANGAN
Indonesia memiliki berbagai tempat wisata alam yang indah, salah satunya berlokasi di lamperangan kampung Galung Boko Desa Kabba Kecamatan Minasate’ne Kabupaten Pangkajene Provinsi Sulawesi Selatan yang memberikan keindahan alam.
Lamperangan berasal dari kata Lantang Peo artinya lumpur yang dalam. Dimana kampung Lamperangan sebelum adanya sawah dan empang, kampung tersebut hanya dipenuhi dengan lumpur. Dahulu, Lantang Peo tersebut sulit dijangkau sehingga orang yang berada di perkampungan padat pemukiman mengganggap bahwa kampung tersebut sangat jauh sebelum adanya akses menuju ke kampung tersebut. Jika dimaknai dengan lumpur tersebut artinya "ketika orang datang ke lamperangan pasti akan kembali lagi".
Sejarahnya waktu jaman penjajahan DI/TII atau masyarakat desa kabba mengenalnya dengan gerombolan. Di assalange berasal dari kata “massala” yg berarti menghindar atau bersembunyi. Di assalange terdapat pemukiman yang kurang lebih 3 sampai 5 hektar. Passalanga atau assalange pada masa lalu memiliki bukit hijau yang dikelilingi oleh hutan batu karst dan pepohonan yg menjulang tinggi dengan suasana alam yang alami. Untuk menjangkau area tersebut harus melewati hamparan sawah dan empang lalu menanjak batuan karst dengan kemiringan 35 derajat dengan ketinggian 25 meter dan melewati 2 gunung.
Selain itu, Lamperangan juga memiliki hamparan bukit dan terdapat 3 mata air diantaranya 2 mata air yang aktif namun 1 diantaranya mata air sudah tidak aktif lagi . Salah satu mata air tersebut yaitu mata air janggoe . Menurut warga sekitar Mata air janggoe airnya selalu mengalir walaupun pada musim kemarau. Mata air tersebut selalu mengaliri persawahan masyarakat setempat . Kata janggoe berasal dari bahasa makassar yg artinya jenggot. Konon katanya menurut petua atau nenek moyang di kampung tersebut memberikan nama jaggoe karena disitu ada kakek-kakek yang selalu ada dan duduk diatas mata air atau di batu tersebut memiliki janggot yang panjang sehingga dikatakan Janggoe atau jenggot .
Keindahan alam yang ditawarkan dari wisata Lamperangan, yaitu terdapat jembatan bambu yang dibuat oleh pemerintah desa Kabba untuk untuk menambah potensi keindahan alam yang ada di lamperangan. Tempat ini merupakan tempat yang paling hits dikenal oleh kalangan anak muda untuk berfoto dan berselfie di atas jembatan tersebut yang dikelilingi hamparan sawah yang sangat luas.
Selain itu juga terdapat Gua ulu tedong (gua kepala kerbau) atau Panrokoa yang terdapat gambar pra sejarah yang tak banyak diketahui oleh masyarakat. Panrokoa yaitu kerbau besar yg memiliki tanduk besar dan panjang. Panrokoa waktu itu tempat istirahat atau tempat mengikat kerbau waktu itu pada orang-orang yang memelihara kerbau, gua ini letaknya tak jauh dari jembatan bambu tersebut terdapat gambar pra sejarah yang tak banyak diketahui oleh masyarakat.
Bukan hanya itu, tanah yang ada di wisata Lamperangan tersebut memiliki potensi tanah yang subur atau istilah daerahnya yaitu Panyilae yang berasal dari kata “nyila” bugis makassar yang berarti subur dan ditempat itu juga terdapat sumber mata air. Tempat itu dulunya ditumbuhi tanaman-tanaman yang subur sehingga dikatakan manyila.
Komentar
Posting Komentar